Day 3
Kejadian 8
Tuhan mengingat:
(v.1) dikatakan bahwa ‘Allah mengingat’ Nuh serta segala yang ada di dalam bahtera. Terhadap janji, rencana, keputusanNya tak pernah Allah ingkar, justru di dalamnya ada pemeliharaan dan penyertaan Allah.
Ungkapan syukur:
(v.20) Nuh mendirikan mezbah dan mempersembahkan korban kepada Allah setibanya ia keluar dari bahtera. Nuh melakukan ini sebagai bentuk ungkapan syukurnya kepada Allah, sebab Ia masih berbelas kasih kepada manusia serta bumi.
“Ketika Tuhan mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah Tuhan dalam hati-Nya: ”Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam.””
Kejadian 8:21-22
Korban yang dipersembahkan Nuh kepada Tuhan di mezbah menyukakan hati Allah. Tuhan berjanji tidak akan membinasakan manusia dan dunia lagi. Tapi bukan berarti hal ini meniadakan takhta pengadilan Allah. Tidak ada kompromi terhadap dosa. Kita diingatkan bahwa kebaikan dan apa yang ditabur, Allah perhitungkan! Kebaikan bukan bentuk penyelamatan dari dosa, tetapi ada upah yang disediakan. Sedangkan, untuk kejahatan yang dilakukan, maka tak lupa bahwa tetap ada sebab akibat di dalamnya. Allah tetaplah Allah.
Kejadian 9
Kesempatan kedua:
Allah mengulangi FirmanNya seperti pada awal penciptaan. Allah memberkati bumi melalui Nuh dan keluarganya. Allah memberikan kepercayaan, perintah/mandat untuk berkuasa serta memelihara bumi dan makhluk hidup tumbuhan dan hewan di dalamnya.
(v.3) Kesempatan serta berkat yang Allah berikan adalah suatu kehormatan yang besar bagi manusia, padahal manusia udah sangat mengecewakan, tapi Allah tetap menunjukkan kasihNya yang tidak pudar akan manusia dan ciptaanNya. Tidak hanya itu, bahkan Allah berkata bahwa ada penjagaan atas manusia ciptaanNya, bila sesuatu terjadi atas nyawa mereka (v.5-6).
Janji Allah dalam kesempatan kedua yang diberikan kepada manusia dan dunia melalui Nuh ini, dilambangkan dengan busur di awan yakni pelangi kasihNya (v. 13-17).
Dosa lagi?
Baru saja Nuh dan keluarganya memulai kembali kehidupan, terjadi lagi peristiwa kejatuhan dosa. Ham berlaku tidak sopan terhadap ayahnya, Nuh. (v.21-22) Ham yang melihat ketelanjangan Nuh (aib ayahnya) karna mabuk, malah mengumbar ke saudara-saudaranya, bukan menututupinya. Nuh yang mengetahui hal ini pun mengutuki kanaan sebagai keturunan Ham.
Kejadian 10
Pasal ini berisi daftar bangsa-bangsa keturunan Sem, Ham dan Yafet, ketiga anak Nuh, yang mana dari merekalah lahir manusia-manusia untuk memenuhi dunia.
Kejadian 11
(v.1-9) Manusia berencana mendirikan kota untuk mereka tempati, dan berusaha supaya mereka tidak terserak ke seluruh bumi. Namun Allah memiliki ketetapan lain yang harus terlaksana, kehendakNya ialah agar keturunan Nuh memenuhi seluruh bumi. Allah bertindak mengacaubalau mereka dalam perihal bahasa. Tuhan Allah menyerakkan mereka ke seluruh bumi dengan bahasa yang berbeda-beda (v.9).
Pelajarannya bagi kita, kadangkala apa yang direncanakan terjadi berbeda dari yang diharapkan. Ingatlah bahwa Allah memegang kendali. Sudah seharusnya kita menyadari, bahwa hanya rencana dan kehendak Allah yang terbaik, dan sudah seharusnya juga kita mengerti bahwa kita ada untuk memenuhi misiNya, maka bagian kita adalah menghidupi ketaatan di dalamNya.
Amin.
Komentar
Posting Komentar