Day 2
Kejadian 4
Give Him the best:
Cerita Kain vs Habel memperlihatkan perbedaan dan persamaan. Keduanya sama-sama memberikan persembahan pada Tuhan. Sedangkan perbedaannya dari pemberian yang disiapkan dan dipersembahkan.
- Kain, ia mempersembahkan ‘sebagian’ dari hasil tanahnya (v.3)
- Habel, ia mempersembahkan ‘lemak-lemak’ dari anak sulung kambing dombanya (v.4). Lemak dalam hal ini adalah bagian terbaik yang ada pada korban hewan persembahan. Persembahan yang dipersiapkan Habel adalah contoh bahwa dia memberikan yang ‘terbaik’ dari yang ada padanya.
Dangerous envy:
Tuhan mengindahkan Habel dan persembahannya, sedangkan Tuhan tidak mengindahkan Kain dan korban persembahannya. Bagaimana respon Kain?
- Kain menjadi sangat panas dan mukanya muram (v.5). Tuhan berfirman, kataNya, dosa mudah mengintip untuk masuk ke orang-orang yang ‘tidak berseri’ alias bermuka muram.
Perenungan dari hal ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Bagaimana setiap kita juga pernah di posisi yang berbeda dengan saudara kita lainnya. Mungkin seperti kita yang punya pengalaman tidak diterima, pemberian yang tidak diapresiasi, dsb. Adakah hal ini membawa kita berespon dosa? Atau menyadarkan kita untuk evaluasi diri, guna ke depannya dapat mempersiapkan yang lebih baik, bahkan terbaik. Hal ini mengingatkan juga, jika tulus memberi, maka tidak harap apa-apa, sekalipun hanya ucapan ‘terima kasih’. Motivasinya memberi, bukan dipuji. Tidak menyalahkan manusia, kondisi, apalagi Tuhan. Sikap iri hati, amarah dan dengki, gerbang awal masuknya dosa. Stop, dan jangan ikuti, Tuhan melihat hati.
Practice of sin:
Kain membunuh Habel!
Gak hanya itu. Ditambah lagi dengan sikap Kain yang berdusta di hadapan Tuhan. Ketika Tuhan bertanya keberadaan Habel, Kain membohongi Tuhan (v.9). Efek dari praktek dosa mengerikan, dosa bermultiplikasi, dari membunuh kemudian menipu, lalu apa lagi?! Ini mengingatkan kita untuk tidak menyepelekan dosa, dosa punya kuasa, ia berkuasa merusak, tapi tetap kuasa Allah melebihi segalanya.
Kejadian 5
Intimacy with God:
Manusia pertama yang diangkat Allah secara langsung, tanpa melalui kematian adalah Henokh. Bagaimana semasa hidupnya? Henokh, ia seorang yang bergaul erat dengan Allah (v.22 & 24). Firman Tuhan menyatakan, bahwa Allah berkenan akan hidup Henokh, dan Allah mengangkatnya.
“Tidak semua orang mendapat perkenanan Allah, perkenanan ada dan dekat hanya pada orang-orang yang intim bergaul denganNya”.
Kejadian 6
Kejahatan manusia:
Dalam pasal ini dijelaskan bahwa zaman itu manusia begitu bobrok dan jahat. Kejahatan manusia yang menggila, hingga kata Allah, Ia menyesal menjadikan mereka.
“Ketika dilihat Tuhan, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah Tuhan, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. Berfirmanlah Tuhan: ”Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka.” Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata Tuhan.”
Kejadian 6:5-8
“Manusia telah jatuh dalam dosa, dosa menjadikan manusia memiliki kecenderungan hati yang jahat. Kejatuhan dalam dosa pemicu kejahatan manusia”
Sifat kasih tidak bisa lepas dari Allah, sebab Allah adalah kasih.
Melalui pemilihan Allah atas Nuh, Allah menyelamatkan karya yang telah diciptakanNya. Pencipta yang sejati begitu mencintai hasil karyaNya, menjaga, memelihara, mengupayakan yang terbaik untuk ciptaanNya. Begitulah yang dilakukan Allah atas kita ciptaanNya. Melihat kerusakan yang ada pada ciptaanNya, Allah berinisiatif mempersiapkan misi penyelamatan dan pemulihan. Allah memilih dan mengutus Nuh membuat bahtera tuk mengerjakan rencanaNya.
Taat (Obedience):
Banyak teladan tokoh Alkitab yang identik dengan ‘ketaatan’. Orang pilihan yang dipakai Allah untuk misiNya, pasti taat untuk apapun yang Allah perintahkan.
Begitu juga dengan Nuh. Nuh melakukan semuanya tepat seperti yang telah diperintahkan Allah(v.22 & 7:5)
Kejadian 7
Misi Allah me-restore dunia pun tergenapi. Lihatlah, bahwa Allah tidak pernah becanda melihat dosa. Allah tegas terhadap keputusanNya. Air bah terjadi, dan Allah memelihara Nuh serta semua yang di dalam bahtera. Allah adalah Pemilik langit, bumi serta segala isinya, kedaulatanNya berkuasa terhadap segala yang ada.
Amin.
Komentar
Posting Komentar