Day 7

Kejadian 23

Ratap dan tangis dalam kasih:

Kematian Sara mendukakan Abraham.

(v.2b) "...lalu Abraham datang meratapi dan menangisinya"

Perjalanan suami istri ini hingga Sara meninggal, menunjukkan kesetiaan keduanya.


Dalam kesedihannya, Abraham tetap mempersiapkan kuburan bagi istrinya:


4 "Aku ini orang asing dan pendatang di antara kamu; berikanlah kiranya kuburan milik kepadaku di tanah kamu ini, supaya kiranya aku dapat mengantarkan dan menguburkan isteriku yang mati itu." 

19 Sesudah itu Abraham menguburkan Sara, isterinya, di dalam gua ladang Makhpela itu, di sebelah timur Mamre, yaitu Hebron di tanah Kanaan.

Perenunganku:

Dalam segala sesuatu, bahkan hingga kematian istrinya, Abraham tetap menunjukkan nilai-nilai iman dan ketaatannya kepada Tuhan, yang mana tanah Kanaan adalah tanah yang dijanjikan Tuhan, sehingga ia mau, istrinya dikuburkan dimana Tuhan telah mengutusnya, yaitu Kanaan.


Kejadian 24

Istri bagi Ishak:

Abraham menghendaki anaknya, Ishak memiliki istri namun tidak berasal dari Kanaan (ingat kutuk Tuhan terhadap Sem, yang mana Kanaan keturunan Sem mendapat kutuk Tuhan), maka Abraham tak mau anaknya memperistri perempuan dari Kanaan, namun tetap harus mengambil perempuan dari daerah asal Abraham.


3 supaya aku mengambil sumpahmu demi TUHAN, Allah yang empunya langit dan yang empunya bumi, bahwa engkau tidak akan mengambil untuk anakku seorang isteri dari antara perempuan Kanaan yang di antaranya aku diam.


Beberapa hal yang menjadi pelajaran dari proses pemilihan pasangan hidup bagi Ishak:

Sepadan. Abraham memegang prinsip, bahwa yang menjadi pasangan anaknya haruslah yang sepadan (sama-sama orang percaya Allah berasal dari daerah asalnya, bukan dari orang-orang Kanaan yang menentang Tuhan) (v.3)

Berdoa. Adapun hamba Abraham yang diutusnya mencari istri bagi Ishak, ia berdoa kepada Tuhan 12 Lalu berkatalah ia: "TUHAN, Allah tuanku Abraham, buatlah kiranya tercapai tujuanku pada hari ini, tunjukkanlah kasih setia-Mu kepada tuanku Abraham

Berkarakter. Pasangan hidup haruslah yang berkarakter dan merupakan pribadi yang hidup benar (v.14), dalam hal ini, adapun ciri-cirinya:

*ia cantik parasnya, cantik tidak berarti hanya tentang kemenawanan rupa di luar, lebih dari itu cantik di dalam hati dan pribadinya (v.16)

*ia seorang gadis, anak perawan, belum pernah bersetubuh dengan laki-laki (v.16)

*memiliki belas kasih, sopan santun, ramah tamah, ia melayani dan setia (v.18-20)


18 Jawabnya: "Minumlah, tuan," maka segeralah diturunkannya buyungnya itu ke tangannya, serta diberinya dia minum.

19 Setelah ia selesai memberi hamba itu minum, berkatalah ia: "Baiklah untuk unta-untamu juga kutimba air, sampai semuanya puas minum."

20 Kemudian segeralah dituangnya air yang di buyungnya itu ke dalam palungan, lalu berlarilah ia sekali lagi ke sumur untuk menimba air dan ditimbanyalah untuk semua unta orang itu.


Beriman dan bersyukur. Hamba Abraham itu, menunjukkan kehormatannya kepada perbuatan kebesaran Tuhan yang memberinya jalan mendapatkan istri bagi anak tuannya, yaitu Ishak. Dia ungkapkan syukur dan pujiannya bagi Allah.


26 Lalu berlututlah orang itu dan sujud menyembah TUHAN,

27 serta berkata: "Terpujilah TUHAN, Allah tuanku Abraham, yang tidak menarik kembali kasih-Nya dan setia-Nya dari tuanku itu; dan TUHAN telah menuntun aku di jalan ke rumah saudara-saudara tuanku ini!"


Perenunganku:

Tentang pasangan hidup, sejak awal bahkan dari kitab Kejadian ini, Allah sudah mengajar kita untuk tidak main-main dan sembarangan dalam memilih pasangan hidup. Standar yang diajarkan kepada kita adalah standar Alkitabiah, tidak hanya perkara karakter dan pribadi pasangan kita nantinya. Tapi juga bagaimana selama proses menanti dan mencari, kita terus melibatkan Allah di dalamnya.


Amin.

Komentar

Postingan Populer