Day 15
Kejadian 43
Kasih persaudaraan:
29 Ketika Yusuf memandang kepada mereka, dilihatnyalah Benyamin, adiknya, yang seibu dengan dia, lalu katanya: "Inikah adikmu yang bungsu itu, yang telah kamu sebut-sebut kepadaku?" Lagi katanya: "Allah kiranya memberikan kasih karunia kepadamu, anakku!"
30 Lalu segeralah Yusuf pergi dari situ, sebab hatinya sangat terharu merindukan adiknya itu, dan dicarinyalah tempat untuk menangis; ia masuk ke dalam kamar, lalu menangis di situ.
31 Sesudah itu dibasuhnyalah mukanya dan ia tampil ke luar. Ia menahan hatinya dan berkata: "Hidangkanlah makanan."
32 Lalu dihidangkanlah makanan, bagi Yusuf tersendiri, bagi saudara-saudaranya tersendiri dan bagi orang-orang Mesir yang bersama-sama makan dengan mereka itu tersendiri; sebab orang Mesir tidak boleh makan bersama-sama dengan orang Ibrani, karena hal itu suatu kekejian bagi orang Mesir.
33 Saudara-saudaranya itu duduk di depan Yusuf, dari yang sulung sampai yang bungsu, sehingga mereka berpandang-pandangan dengan heran.
34 Lalu disajikan kepada mereka hidangan dari meja Yusuf, tetapi yang diterima Benyamin adalah lima kali lebih banyak dari pada setiap orang yang lain. Lalu minumlah mereka dan bersukaria bersama-sama dengan dia.
Apa yang kudapat?
Kisah Yusuf dan saudara-saudaranya ini memberikan pembelajaran yang beragam, khususnya tentang persaudaraan. Kasihnya kepada adiknya, kasihnya kepada saudara-saudaranya tidak bisa ditutupi. Ini kedua kalinya Yusuf menangis (sebelumnya pasal 42:24), menunjukkan kerinduan, kasih, dan mungkin juga kepedihan, segala rasa yang bercampur aduk. Tapi yang menarik, Yusuf BERTINDAK dalam kasih, menyambut, menjamu, dll.
Memposisikan diri kita sebagai Yusuf tidaklah mudah, kalau tidak Tuhan sendiri yang mengerjakannya, dan Tuhan sendiri yang di dalam Yusuf. Orang percaya yang sungguh-sungguh di dalam Tuhan, selalu identik dengan berespon dan bertindak dalam kasih, sekalipun pengalamannya begitu pait dan sulit, itulah bagian dari rencana Tuhan, dan caraNya untuk mendewasakan serta mengubahkan.
Kejadian 44
Kasih persaudaraan:
Belajar dari sikap dan tindakan Yehuda, bahwa di dalam kasih ada KEBERANIAN untuk speak up, dan kesiapan untuk BERKORBAN. Yehuda mengungkapkan kondisi yang terjadi bila Benyamin ditahan, dan yang akan mungkin terjadi pada ayahnya, karna ayahnya pun sudah memperingatkan tentang penjagaan akan anaknya Benyamin. Sikap Yehuda yang menunjukkan kesiapannya menggantikan Benyamin menjadi budak, juga menunjukkan kualitas dirinya yang bertanggung jawab terhadap pesan dan amanah ayahnya.
(ayat 18-34)
Kejadian 45
Kasih persaudaraan:
1 Ketika itu Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi di depan semua orang yang berdiri di dekatnya, lalu berserulah ia: "Suruhlah keluar semua orang dari sini." Maka tidak ada seorangpun yang tinggal di situ bersama-sama Yusuf, ketika ia memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya.
2 Setelah itu menangislah ia keras-keras, sehingga kedengaran kepada orang Mesir dan kepada seisi istana Firaun.
3 Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: "Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?" Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia.
4 Lalu kata Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: "Marilah dekat-dekat." Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir.
5 Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.
6 Karena telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai.
7 Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong.
8 Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.
9 Segeralah kamu kembali kepada bapa dan katakanlah kepadanya: Beginilah kata Yusuf, anakmu: Allah telah menempatkan aku sebagai tuan atas seluruh Mesir; datanglah mendapatkan aku, janganlah tunggu-tunggu.
14 Lalu dipeluknyalah leher Benyamin, adiknya itu, dan menangislah ia, dan menangis pulalah Benyamin pada bahu Yusuf.
15 Yusuf mencium semua saudaranya itu dengan mesra dan ia menangis sambil memeluk mereka. Sesudah itu barulah saudara-saudaranya bercakap-cakap dengan dia.
WOW. Suatu pernyataan, jawaban dan tindakan yang luarbiasa dewasa.
Allah dimuliakan dalam perjalanan cerita hidup Yusuf, dari penderitaan hingga kejayaan, Allah lah yang disorot sebagai Perancang dan Penguasa yang mengizinkan semua ini terjadi dalam kendaliNya.
Bahkan Tuhan Allah juga yang menjadi Penggerak, sehingga Yusuf dapat membalasakan perlakuan saudara-saudarana dengan penerimaan dan kasih.
Perenunganku:
Rencana Allah memberikan kita suatu proses perjalanan yang mendewasakan hingga membawa pada pemulihan, dan semua kembali untuk kemuliaan Allah dan keselamatan jiwa-jiwa.
amin.
Komentar
Posting Komentar