Day 34
Imamat 8
Pasal 8 bicara tentang “Pentahbisan Harun dan anak-anaknya”:
Mereka ditahbiskan menjadi imam. Masih ingat tugas imam? Salah satunya menjadi perantara umat untuk menghadap Allah, dan membawakan persembahakan mereka untuk diletakkan di mezbah.
Pembelajaran yang kudapat mengenai pentahbisan ini:
“Maka Harun dan anak-anaknya melakukan segala firman yang diperintahkan Tuhan dengan perantaraan Musa.”
Imamat 8:36
Suatu sikap ketaatan dan penyerahan diri dalam melakukan tugas pelayanan yang Allah berikan dan percayakan kepada mereka. Tidak dengan sungut-sungut, menolak, dan melawan perintah Allah. Kiranya Tuhan juga memampukan kita memiliki sikap seperti ini dalam mengerjakan yang Allah perintahkan, dalam menjalani tugas pelayanan yang dipercayakanNya selama masih ada kesempatan di hidup ini. Amin.
Imamat 9
“Kata Musa kepada Harun: ”Datanglah mendekat kepada mezbah, olahlah korban penghapus dosa dan korban bakaranmu, dan adakanlah pendamaian bagimu sendiri dan bagi bangsa itu; sesudah itu olahlah persembahan bangsa itu dan adakanlah pendamaian bagi mereka, seperti yang diperintahkan Tuhan.” Maka mendekatlah Harun kepada mezbah, dan disembelihnyalah anak lembu yang akan menjadi korban penghapus dosa baginya sendiri.”
Imamat 9:7-8
Perenungan:
Ketika Musa menyampaikan pesan Tuhan kepada Harun dan anak-anakNya, Harun berespon dengan benar, ia mendekat dan menyembelih.
Terhadap pesan perintah Tuhan, Harun memiliki respon yang benar dalam sebuah tindakan nyata.
Harun dan anak-anaknya adalah imam yang telah Tuhan utus dan tahbiskan saat itu. Sejak dulu Hingga sekarang, Allah menghendaki umatNya yang dipilih dan percaya, masing-masing mengambil bagian pelayanan, hidup melayani Allah dan hidup melayani sesama, seperti teladan nyata dan sempurna yang juga Tuhan Yesus telah berikan selama Dia hidup di dunia.
Imamat 10
“Kemudian anak-anak Harun, Nadab dan Abihu, masing-masing mengambil perbaraannya, membubuh api ke dalamnya serta menaruh ukupan di atas api itu. Dengan demikian mereka mempersembahkan ke hadapan Tuhan api yang asing yang tidak diperintahkan-Nya kepada mereka. Maka keluarlah api dari hadapan Tuhan, lalu menghanguskan keduanya, sehingga mati di hadapan Tuhan. Berkatalah Musa kepada Harun: ”Inilah yang difirmankan Tuhan: Kepada orang yang karib kepada-Ku Kunyatakan kekudusan-Ku, dan di muka seluruh bangsa itu akan Kuperlihatkan kemuliaan-Ku.” Dan Harun berdiam diri.”
Imamat 10:1-3
“...mereka mempersembahkan ke hadapan Tuhan api yang asing yang tidak diperintahkanNya kepada mereka, sehingga mati di hadapan Tuhan. Maka keluarlah api dari hadapan Tuhan, lalu menghanguskan keduanya, sehingga mati di hadapan Tuhan.”
Kematian kedua anak Harun yang juga seorang imam ini terjadi setelah mereka mempersembahkan persembahan yang ASING dan TIDAK DIPERINTAHKAN Tuhan. Beberapa hal yang kubelajar dari peristiwa ini:
- Allah sangat serius dengan dosa. Dosa adalah dosa, dan maut adalah upahnya. Segala bentuk ketidaktaatan, perlawanan, pemberontakan terhadap perintah Allah adalah dosa.
- Persembahan asing, persembahan yang tidak Allah kenal dan kenan. Allah menghanguskan, Ia tidak menerima. Bisa jadi yang dipersembahkan tidak sesuai dengan ketetapan Tuhan, tidak yang terbaik, korban yang cacat atau mungkin bercela. Musa mengingatkan bahwa Allah adalah kudus, dalam kekudusanNya, Allah mengasihi umatNya, tapi keadilanNya tetap ditegakkan.
- Dosa membawa keterasingan manusia dengan Allah, sebab Allah adalah kudus.
Puji Tuhan, karena karya penebusan Tuhan Yesus, Dia telah menggantikan posisi kita, Dia rela mati menebus dosa-dosa orang percaya. Keselamatan dari Tuhan Yesus, menguduskan setiap kita yang percaya, manusia yang percaya tidak lagi tinggal di dalam dosa, tapi dalam kasih karunia, pengampunan dan anugerah Allah. Tinggal dalam hidup yang telah menerima keselamatanNya, kita menjalani kehidupan baru, yang diproses dan dibentuk meninggalkan kehidupan lama.
Komentar
Posting Komentar