My First Mission Trip (Kalimantan Barat, 2-9 Juli 2018)
• DAY IV (05/07/2018)
Hari ini kami harus bangun jauh lebih pagi, karena estimasi waktu perjalanan dari Bengkayang ke Melawi ialah kurang lebih 11 jam. Maka dari itu, agar mengantisipasi waktu tiba kami di Melawi nanti tidak sampai larut malam, kami pun berangkat dari pukul 04.00 WIB. Sebelumnya kami mampir ke GSY Bengkayang untuk mengambil bekal sarapan pagi yang telah dipersiapkan ibu gembala GSY Bengkayang bagi tim HOPE (ibu gembala gokils yang baik nan rendah hati <3).
Selama perjalanan ada hal-hal yang gak bisa terlupakan, kami harus melewati jalanan berbatu, becek, dan sangat gelap. Jalanan yang ada masih terdapat kerusakan, sehingga kami harus hati-hati, ditambah lagi saat itu masih subuh, belum terlihat ada aktivitas ataupun kendaraan yang lalu lalang. Tiba-tiba kami juga harus menghadapi momen dimana ada seekor babi yang nyebrang di jalan yang kami lalui. Sangat menantang, apalagi untuk bang Sam yang mengendarai mobil saat itu. Kalo untuk aku sendiri, aku lebih banyak tidur selama di dalam mobil. Matahari pun terbit, kami mencari pom bensin untuk berhenti istirahat, buang air kecil dan makan makanan yang sudah dibawakan oleh bu gembala. Setelah dari pom bensin, kami melanjutkan perjalanan panjang ini. Selama di mobil ada yang kembali tidur, sesekali kami bercerita, ngobrol, dengar lagu dan juga nyemil. Jalanan yang kami lalui, mulai berbeda, dan jauh lebih baik dari sebelumnya. Ada hal lucu saat perjalanan ini, karena setelah makan aku merasa mabuk dan mual, akhirnya aku meminum antimo, setelah minum antimo ini, aku merasa sangat ngantuk, yaampun rasanya gak kuat banget dan pengennya tidur dan tidur…… Aku pun tertidur sangat lama sekali.
Waktu perjalanan yang tidak sebentar ini, juga kami selingi dengan mampir mengunjungi suatu Yayasan WDS di Sanggau. Tempat ini dulunya adalah tempat pelayanan misi mak selama 2 tahun di masa muda dulu. Sanggau juga merupakan tempat dimana ko Jeje dulu tinggal sebagai anak asrama dan bersekolah di salah satu SMA favorit di daerah Sanggau. Disini juga mak dan ko Jeje dipertemukan Tuhan. Setiba di Sanggau, sungguh aku masih sangat ngantuk, dan pengaruh antimonya kuat banget. Bahkan, aku aja ngomong ke anak-anak kecil di Sanggau seperti ngelindur :’’’) masa iya, saat aku tiba di Sanggau, aku menawarkan anak-anak asrama di sana untuk berlatih tarian tambourine dan belajar gitar, ngomongnya udah gak nyambung dan berubah-ubah, makasih loh antimo:’). Setelah itu, aku pun masuk ke dalam ruangan, tidur sebentar, lalu aku dibangunkan dan kami siap melanjutkan perjalanan ke Melawi. Semua saling berpamitan dan berfoto ria. Kami pun berangkat kembali menuju Melawi. Singkat cerita, kami tiba di Melawi, tepatnya di Living Waters Village, tempat yang sungguh luarbiasa, kami sangat kagum dengan tempat ini, tempatnya besar, luas, bagus, dengan desain dan furniture luar negeri. Karna memang, pendiri tempat ini adalah om Roni bersama timnya, misionaris dari Belanda. Anak-anak yang tinggal di Living Waters Village sejumlah kurang lebih 500 -an anak. Di dalam tempat ini, terdapat sekolah, asrama, lapangan olah raga, bakery, aula, dan masih banyak lagi. Tempat ini didukung dengan sumber air dan listrik yang besar, semua diupayakan untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap orang yang tinggal di sini. Sungguh luarbiasa pekerjaan Tuhan melalui misionaris-misionaris yang berhati besar untuk bahu-membahu membangun anak-anak suku Dayak. Oh iya, setiba di tempat ini, kami disambut baik oleh leader di sini, salah satunya bernama bang Toher. Kami diantar ke kamar dan dijamu makan. Kami pun mesti bersiap-siap karena jam 10.00 nanti akan ada ibadah yang dimulai dengan praise and worship, lalu dilanjutkan workshop tentang Team Building oleh bang Sam. Setelah itu, kami pun kembali ke penginapan dan beristirahat.
• DAY V (06/07/2018)
Hari Kelima! Pukul 05.30 bangun dan bersiap untuk sarapan bersama di rumah bang Toher. Lalu, kami mempersiapkan pula bahan workshop tentang praise and worship, yang mana puji bagi nama Tuhan, di tempat ini Tuhan mempercayakan untuk membawakan tema workshop di luar yang kami persiapkan untuk datang ke Kalbar, yang awalnya hanya tentang Team Build dan pasangan hidup. Tuhan mempercayakan mak dan aku untuk sharing tentang bagaimana memuji dan menyembah Tuhan kepada anak-anak kecil atau anak-anak sekolah minggu. Sedangkan, ko Jeje membawakan materi praise and worship ini kepada anak-anak remaja dan dewasa. Adapun beberapa hal yang diringkas dari materi praise and workshop yang dibawakan oleh ko Jeje, yaitu diambil dari Mazmur 150:
Bicara tentang memuji dan menyembah Tuhan:
1) SADAR. Allah kita Maha besar, Maha baik, Maha pengasih, dan Allah adalah SEGALANYA.
Kalau kita SADAR akan hal itu, maka tidak mungkin kita tidak menyembahNya! (ayat 1-2)
2) EKSPRESI. Rasa tidak akan terlihat jika tidak dieskpresikan. Bagaimana kesadaran kita akan kebesaran Tuhan dan rasa cinta kita kepadaNya, maka kita tuangkan dengan EKSPRESI pujian dan penyembahan kita. (ayat 3-5) ex: menari, melompat, bermain musik, bersorak, diam, dsb.
3) Siapa yang memuji dan menyembah Tuhan? KITA.
Praise and worship adalah tanggung jawab umat Allah, tujuannya agar semua orang bertemu Allah dalam pujian dan penyembahnnya (ayat 6). Karna penyembahan adalah bentuk pengenalan akan Tuhan.
Setelah materi disampaikan, kamipun sama-sama prakter, kami memuji dan menyembah Tuhan bersama. Puji Tuhan, Allah melawat setiap anak-anakNya. Aku bersyukur melalui kesempatan melayani ini, aku belajar mendoakan mereka yang dijamah oleh Tuhan dalam pujian dan penyembahan, mereka mengalami Tuhan secara pribadi. Setelah selesai dari sesi ini, jam 14.00 WIB kak Temi berpindah memberikan workshop untuk pelatihan bermain musik drum. Sedangkan aku, mak, dan bang Sam pun berpindah ke ruangan anak-anak kecil atau sekolah minggu untuk memberikan materi sederhana dengan bahasa dan gaya yang dapat ditangkap oleh anak-anak berkaitan dengan mengapa dan bagaimana menyembah Tuhan. Adapun secara ringkas yang kusampaikan ialah:
1) Penyembahan itu TANGGUNG JAWAB motivasi menyembah bukan karna “sesuatu”, tapi hanya karna dan untuk Tuhan saja (dari Dia, untuk Dia) (Kolose 1:16, Yesaya 43:7).
2) Penyembahan itu PERINTAH bukan karna instinc. (Matius 4:10, Mazmur 96:2)
3) Penyembahan itu RESPON, tanggapan, kesadaran, lalu DILAKUKAN respon akan apa? KEMAHAAN TUHAN (respon penyembahan adalah ungkapan SYUKUR kita atas kebesaran Tuhan) (Mazmur 96:3-4)
Contoh tokoh Alkitab yang hidupnya menyembah Tuhan dengan benar, salah satunya adalah Raja Daud (Baca kitab Mazmur dan Amsal). Lalu, ada pula tambahan yang disampaikan oleh mak, yaitu:
Penyembahan GAK BISA dilakukan tanpa ada KASIH kepada Allah. Penyembahan lahir dari hidup yang penuh KETELADANAN. Ketika hidup kita dalam keseharian penuh dengan hal-hal benar berdasarkan Firman Tuhan, akan lahir hidup yang menyembah. Penyembahan bicara jadi TELADAN.
Setelah itu, kami sama-sama menyanyi, menari, dan melompat memuji Tuhan. Teori tanpa ada praktek adalah nihil. Selanjutnya adalah games bersama anak-anak, bagi-bagi hadiah tas sponbond HOPE dan pin HOPE. Anak-anak tersebut pintar dan lucu-lucu. Aku sangat bersyukur, Tuhan Yesus baik memberi kesempatan untuk dapat melayani dan berbagi dengan mereka. Setelah selesai workshop, aku, bang Sam, dan kak Temi jalan-jalan bersama ke sekitar Living Wates Village yang begitu luas dan indah. Kami pun kembali ke kamar, untuk bersiap-siap ibadah pukul 18.00 WIB nanti, dengan tema Coming Back Home oleh Ps. Jeje. Ibadah pun mulai, apa yang disampaikan ko Jeje tak jauh berbeda dengan yang disampaikan di Bengkayang, bagian kita bagikan, Roh Kudus yang melawat, mengubahkan, dan beri pertumbuhan. Lalu, kami kembali untuk fellowship bersama di rumah beberapa leaders di situ, bercerita tentang kebaikan Tuhan, seru-seruan bersama anak-anak asrama, kami melemparkan pertanyaan-pertanyaan kuis kecil-kecilan, berbagi topi HOPE, yang tak kulupa juga betapa takjub aku memandang langit di atas kepala, melihat ribuan bintang bertaburan yang begitu indah, sangat indah di malam hari di Living Waters Village, Melawi, Kalimantan Barat, yang sebelumnya tak kujumpai di Jakarta. Amazing God! Selesai sudah kegiatan hari ini, kami pun istirahat.
3. DAY VI (07/07/2018)
Pukul 06.00 WIB kami harus berangkat meninggalkan Living Waters Village, kami harus melanjutkan perjalanan berikutnya ke Sintang. Perjalanan kami ke Sintang ditempuh sekitar 2,5 jam. Sesampainya di Sintang, kami mengunjungi pak gembala Pdt. Andreas di penginapan Victories Homestay, Sintang. Setelah bertemu pak Gem, kami pun merapikan barang bawaan, lalu bersiap-siap untuk melakukan kegiatan kami berikutnya, sebelumnya kami bersama-sama sarapan nasi uduk di salah satu tempat makan di Sintang. Setelah sarapan, kami mengunjungi suatu tempat yang merupakan tempat peletakan batu pertama untuk pembangunan GSY Sintang yang baru. Kami happy karna dapat mendamping gembala senior kami tercinta yang sangat disegani di Kalimantan ini, karna memang beliau adalah Ketua Sinode GSY se-Indonesia. Hal yang kupelajari dari kegiatan ini tentu belajar memberi support kepada pemimpin kita. Sepulang dari acara tersebut, bersama dengan beberapa hamba dan pelayan Tuhan, kami makan siang di tempat makan bernama Global, makanannya sangat enak sekali. Setelah itu, kembali ke penginapan untuk istirahat sebentar, lalu siap-siap lagi untuk berangkat ke GSY Sintang pada pukul 16.30 WIB untuk latihan PW sebelum ibadah. Sesampainya di GSY Sintang kami bertemu kak Dori, kakak anak sekolah Teologi di GSY Jakarta, yang setelah lulus melayani di GSY Sintang dan bekerja menjadi guru TK di sini. Kami juga bertemu beberapa anak muda GSY Sintang. Ibadah ini merupakan ibadah ucapan syukur untuk memperingati Wedding Anniversary bapak dan ibu gembala GSY Sintang ke-20 tahun. Ibadah mulai pukul 18.30 WIB dengan pembawa khutbah oleh pak Gembala Andreas. Selesai ibadah kami pun fellowship bersama, makan dan foto bersama. Setelah itu, kami kembali ke penginapan.
• DAY VII (08/07/2018)
Pagi hari ini tepatnya pukul 06.00 WIB kami harus menuju Manggala, Melawi di Living Waters Village. Kenapa harus kembali ke sana? Karna Pdt. Andreas bersama tim HOPE kembali diberi kepercayaan untuk melayani diibadah minggu GSY Subgai Kehidupan. Tim HOPE bertugas melayani praise and worship, sedangkan pak Gembala membawakan khotbah. Perjalanan selama kurang lebih 2,5 jam kami tempuh, tiba disana ibadah pun segera dimulai. Ada perbedaan dalam suasana ibadah kali ini, dengan ibadah 2 hari yang lalu di sini. Jemaat berantusias, bersorak, bertepuk tangan, mengangkat tangan memuji menyembah Tuhan. Perbedaan ini tampak, oleh karna ketika hari pertama ke tempat ini, mereka masih malu-malu dalam berekspresi saat praise and worship, puji Tuhan, kami percaya Tuhan yang bekerja atas mereka melalui workshop yang dua hari lalu tim HOPE bawakan, kami hanya alat untuk pekerjaan Tuhan, perubahan dan pertumbuhan hanya berasal dari Allah saja. Sesi khotbah pun dimulai, Ps. Andreas membawakan khotbah Firman Tuhan bertema “MELEKAT”. Isi dari pada Firman Tuhan yang disampaikan pak Gem ini pernah dibagikan saat beribadah di GSY Rajawali, Pasar Baru, Jakarta. Ibadah pun selesai, kami berfoto bersama dengan anak-anak didik Living Waters Village, berbagi hadiah-hadiah kepada mereka. Setelah itu, kami dijamu di rumah om Roni dan keluarganya. Di sana kami, meminum kopi, mengobrol satu dengan yang lain, saling berkenalan, kami bertemu sicantik Marlies, salah satu missionaris muda dari Belanda yang menempuh pendidikan di Australia, dan memberi diri melayani di Living Waters Village ini untuk kemuliaan Tuhan. Marlies begitu rendah hati menyambut kami, dia seorang yang sangat cantik, murah senyum, dan cakap berbahasa Indonesia. Lalu, kami juga mengabadikan foto bersama sebagai kenang-kenangan. Begitu takjub dengan orang-orang di tempat ini, kehidupan dan kebesaran hati mereka sangat memberkati kami. Selesai sudah momen perpisahan ini, kami berpamit pulang dan kembali ke Sintang, kami diantar oleh bang Toher dan keluarga ke salah satu warung makan yang enak banget dan sebenernya kami sudah pernah diajak ke sana ketika hari pertama ke Living Waters Village ini. Setelah makan, kami pun berpisah satu sama lain. Kembali ke Sintang, menuju penginapan di Sintang, kami beres-beres dan siap-siap berangkat ke gereja pukul 16.30 WIB untuk workshop “Team Building” oleh bang Samuel. Saat workshop, anak-anak muda GSY Sintang semangat membahas tema ini, terlihat dari beberapa orang yang mengajukan pertanyaan setelah workshop. Lalu, pukul 18.30 WIB ibadah KKR pun dimulai, semua antusias mengikuti praise and worship. Khotbah bertemakan “Coming Back Home” dibawakan oleh ko Jeje. Setelah khotbah, diadakan artakol, sangat bersyukur dan memberkati, kami dapat melayani, berdoa untuk mereka yang menerima lawatan Tuhan. Selesai ibadah, ada penyerahan kenang-kenangan dari keluarga GSY Sintang kepada tim HOPE, berupa selempang/syal asli dari Kalimantan, kami juga diberikan oleh-oleh makanan dari salah satu jemaat GSY Sintang. Tak berhenti sampai disitu, kami tim HOPE juga menyerahkan kenang-kenangan pada gembala dan leaders di GSY Sintang. Setelah itu, kami dijamu makan di rumah bapak gembala GSY Sintang, pak Petrus. Makanannya sangat enak. YUMMY ;3
Selesai sudah, kami pulang dan kembali ke penginapan. Sampai di penginapan, kami bersih-bersih diri, ada pesan dari pak Gembala untuk mengumpul bersama di rooftop homestay, untuk melakukan evaluasi pelayanan selama di Kalimantan Barat, pesan dan kesan satu sama lain, dipimpin oleh Pak Gembala Andreas. Beberapa pesan yang kuingat dari pertemuan tersebut:
- Ketika kita pergi misi, kita memang pergi untuk memberkati banyak orang, tapi kalau ada hal-hal yang baik selama kepergian misi ini dari orang-orang tersebut, jadikan lah itu pelajaran untuk memperbaharui kita.
- Tim yang pergi misi ini, sudah saatnya mempersiapkan tim-tim lainnya untuk dibawa pergi misi juga.
- Pergi bermisi menjadikan kita sebagai pribadi yang belajar untuk selalu bersyukur dengan segala keadaan yang ada di GSY Pasar Baru
Dan pesan-pesan lainnya.
Hal menarik lainnya dari pertemuan ini, ada pesan dari kak Temi, supaya kita gak lagi memanggil bang Sam dengan panggilan bang “Cere”, karna namanya adalah Samuel, panggilah sesuai dengan nama yang benar, karna menggambarkan seorang bang Sam juga :-D jadi sekarang kami manggilnya “Sam” ihiyyy.
Selesai evaluasi, kami istirahat, tapi khusus ko Jeje, bang Sam, ko Yona dan kak Temi melanjutkan untuk melayani 2 pemuda leader youth GSY Sintang, mereka memiliki teachable spirit, mau belajar dan diajar. Pembinaan ini untuk pekerjaan Tuhan yang lebih besar lagi.
• DAY VIII (09/07/2018)
Menuju Pontianak
• DAY IX (10/07/2018)
Back to JEKARDAH🔥
Hari ini kami harus bangun jauh lebih pagi, karena estimasi waktu perjalanan dari Bengkayang ke Melawi ialah kurang lebih 11 jam. Maka dari itu, agar mengantisipasi waktu tiba kami di Melawi nanti tidak sampai larut malam, kami pun berangkat dari pukul 04.00 WIB. Sebelumnya kami mampir ke GSY Bengkayang untuk mengambil bekal sarapan pagi yang telah dipersiapkan ibu gembala GSY Bengkayang bagi tim HOPE (ibu gembala gokils yang baik nan rendah hati <3).
Selama perjalanan ada hal-hal yang gak bisa terlupakan, kami harus melewati jalanan berbatu, becek, dan sangat gelap. Jalanan yang ada masih terdapat kerusakan, sehingga kami harus hati-hati, ditambah lagi saat itu masih subuh, belum terlihat ada aktivitas ataupun kendaraan yang lalu lalang. Tiba-tiba kami juga harus menghadapi momen dimana ada seekor babi yang nyebrang di jalan yang kami lalui. Sangat menantang, apalagi untuk bang Sam yang mengendarai mobil saat itu. Kalo untuk aku sendiri, aku lebih banyak tidur selama di dalam mobil. Matahari pun terbit, kami mencari pom bensin untuk berhenti istirahat, buang air kecil dan makan makanan yang sudah dibawakan oleh bu gembala. Setelah dari pom bensin, kami melanjutkan perjalanan panjang ini. Selama di mobil ada yang kembali tidur, sesekali kami bercerita, ngobrol, dengar lagu dan juga nyemil. Jalanan yang kami lalui, mulai berbeda, dan jauh lebih baik dari sebelumnya. Ada hal lucu saat perjalanan ini, karena setelah makan aku merasa mabuk dan mual, akhirnya aku meminum antimo, setelah minum antimo ini, aku merasa sangat ngantuk, yaampun rasanya gak kuat banget dan pengennya tidur dan tidur…… Aku pun tertidur sangat lama sekali.
Waktu perjalanan yang tidak sebentar ini, juga kami selingi dengan mampir mengunjungi suatu Yayasan WDS di Sanggau. Tempat ini dulunya adalah tempat pelayanan misi mak selama 2 tahun di masa muda dulu. Sanggau juga merupakan tempat dimana ko Jeje dulu tinggal sebagai anak asrama dan bersekolah di salah satu SMA favorit di daerah Sanggau. Disini juga mak dan ko Jeje dipertemukan Tuhan. Setiba di Sanggau, sungguh aku masih sangat ngantuk, dan pengaruh antimonya kuat banget. Bahkan, aku aja ngomong ke anak-anak kecil di Sanggau seperti ngelindur :’’’) masa iya, saat aku tiba di Sanggau, aku menawarkan anak-anak asrama di sana untuk berlatih tarian tambourine dan belajar gitar, ngomongnya udah gak nyambung dan berubah-ubah, makasih loh antimo:’). Setelah itu, aku pun masuk ke dalam ruangan, tidur sebentar, lalu aku dibangunkan dan kami siap melanjutkan perjalanan ke Melawi. Semua saling berpamitan dan berfoto ria. Kami pun berangkat kembali menuju Melawi. Singkat cerita, kami tiba di Melawi, tepatnya di Living Waters Village, tempat yang sungguh luarbiasa, kami sangat kagum dengan tempat ini, tempatnya besar, luas, bagus, dengan desain dan furniture luar negeri. Karna memang, pendiri tempat ini adalah om Roni bersama timnya, misionaris dari Belanda. Anak-anak yang tinggal di Living Waters Village sejumlah kurang lebih 500 -an anak. Di dalam tempat ini, terdapat sekolah, asrama, lapangan olah raga, bakery, aula, dan masih banyak lagi. Tempat ini didukung dengan sumber air dan listrik yang besar, semua diupayakan untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap orang yang tinggal di sini. Sungguh luarbiasa pekerjaan Tuhan melalui misionaris-misionaris yang berhati besar untuk bahu-membahu membangun anak-anak suku Dayak. Oh iya, setiba di tempat ini, kami disambut baik oleh leader di sini, salah satunya bernama bang Toher. Kami diantar ke kamar dan dijamu makan. Kami pun mesti bersiap-siap karena jam 10.00 nanti akan ada ibadah yang dimulai dengan praise and worship, lalu dilanjutkan workshop tentang Team Building oleh bang Sam. Setelah itu, kami pun kembali ke penginapan dan beristirahat.
• DAY V (06/07/2018)
Hari Kelima! Pukul 05.30 bangun dan bersiap untuk sarapan bersama di rumah bang Toher. Lalu, kami mempersiapkan pula bahan workshop tentang praise and worship, yang mana puji bagi nama Tuhan, di tempat ini Tuhan mempercayakan untuk membawakan tema workshop di luar yang kami persiapkan untuk datang ke Kalbar, yang awalnya hanya tentang Team Build dan pasangan hidup. Tuhan mempercayakan mak dan aku untuk sharing tentang bagaimana memuji dan menyembah Tuhan kepada anak-anak kecil atau anak-anak sekolah minggu. Sedangkan, ko Jeje membawakan materi praise and worship ini kepada anak-anak remaja dan dewasa. Adapun beberapa hal yang diringkas dari materi praise and workshop yang dibawakan oleh ko Jeje, yaitu diambil dari Mazmur 150:
Bicara tentang memuji dan menyembah Tuhan:
1) SADAR. Allah kita Maha besar, Maha baik, Maha pengasih, dan Allah adalah SEGALANYA.
Kalau kita SADAR akan hal itu, maka tidak mungkin kita tidak menyembahNya! (ayat 1-2)
2) EKSPRESI. Rasa tidak akan terlihat jika tidak dieskpresikan. Bagaimana kesadaran kita akan kebesaran Tuhan dan rasa cinta kita kepadaNya, maka kita tuangkan dengan EKSPRESI pujian dan penyembahan kita. (ayat 3-5) ex: menari, melompat, bermain musik, bersorak, diam, dsb.
3) Siapa yang memuji dan menyembah Tuhan? KITA.
Praise and worship adalah tanggung jawab umat Allah, tujuannya agar semua orang bertemu Allah dalam pujian dan penyembahnnya (ayat 6). Karna penyembahan adalah bentuk pengenalan akan Tuhan.
Setelah materi disampaikan, kamipun sama-sama prakter, kami memuji dan menyembah Tuhan bersama. Puji Tuhan, Allah melawat setiap anak-anakNya. Aku bersyukur melalui kesempatan melayani ini, aku belajar mendoakan mereka yang dijamah oleh Tuhan dalam pujian dan penyembahan, mereka mengalami Tuhan secara pribadi. Setelah selesai dari sesi ini, jam 14.00 WIB kak Temi berpindah memberikan workshop untuk pelatihan bermain musik drum. Sedangkan aku, mak, dan bang Sam pun berpindah ke ruangan anak-anak kecil atau sekolah minggu untuk memberikan materi sederhana dengan bahasa dan gaya yang dapat ditangkap oleh anak-anak berkaitan dengan mengapa dan bagaimana menyembah Tuhan. Adapun secara ringkas yang kusampaikan ialah:
1) Penyembahan itu TANGGUNG JAWAB motivasi menyembah bukan karna “sesuatu”, tapi hanya karna dan untuk Tuhan saja (dari Dia, untuk Dia) (Kolose 1:16, Yesaya 43:7).
2) Penyembahan itu PERINTAH bukan karna instinc. (Matius 4:10, Mazmur 96:2)
3) Penyembahan itu RESPON, tanggapan, kesadaran, lalu DILAKUKAN respon akan apa? KEMAHAAN TUHAN (respon penyembahan adalah ungkapan SYUKUR kita atas kebesaran Tuhan) (Mazmur 96:3-4)
Contoh tokoh Alkitab yang hidupnya menyembah Tuhan dengan benar, salah satunya adalah Raja Daud (Baca kitab Mazmur dan Amsal). Lalu, ada pula tambahan yang disampaikan oleh mak, yaitu:
Penyembahan GAK BISA dilakukan tanpa ada KASIH kepada Allah. Penyembahan lahir dari hidup yang penuh KETELADANAN. Ketika hidup kita dalam keseharian penuh dengan hal-hal benar berdasarkan Firman Tuhan, akan lahir hidup yang menyembah. Penyembahan bicara jadi TELADAN.
Setelah itu, kami sama-sama menyanyi, menari, dan melompat memuji Tuhan. Teori tanpa ada praktek adalah nihil. Selanjutnya adalah games bersama anak-anak, bagi-bagi hadiah tas sponbond HOPE dan pin HOPE. Anak-anak tersebut pintar dan lucu-lucu. Aku sangat bersyukur, Tuhan Yesus baik memberi kesempatan untuk dapat melayani dan berbagi dengan mereka. Setelah selesai workshop, aku, bang Sam, dan kak Temi jalan-jalan bersama ke sekitar Living Wates Village yang begitu luas dan indah. Kami pun kembali ke kamar, untuk bersiap-siap ibadah pukul 18.00 WIB nanti, dengan tema Coming Back Home oleh Ps. Jeje. Ibadah pun mulai, apa yang disampaikan ko Jeje tak jauh berbeda dengan yang disampaikan di Bengkayang, bagian kita bagikan, Roh Kudus yang melawat, mengubahkan, dan beri pertumbuhan. Lalu, kami kembali untuk fellowship bersama di rumah beberapa leaders di situ, bercerita tentang kebaikan Tuhan, seru-seruan bersama anak-anak asrama, kami melemparkan pertanyaan-pertanyaan kuis kecil-kecilan, berbagi topi HOPE, yang tak kulupa juga betapa takjub aku memandang langit di atas kepala, melihat ribuan bintang bertaburan yang begitu indah, sangat indah di malam hari di Living Waters Village, Melawi, Kalimantan Barat, yang sebelumnya tak kujumpai di Jakarta. Amazing God! Selesai sudah kegiatan hari ini, kami pun istirahat.
3. DAY VI (07/07/2018)
Pukul 06.00 WIB kami harus berangkat meninggalkan Living Waters Village, kami harus melanjutkan perjalanan berikutnya ke Sintang. Perjalanan kami ke Sintang ditempuh sekitar 2,5 jam. Sesampainya di Sintang, kami mengunjungi pak gembala Pdt. Andreas di penginapan Victories Homestay, Sintang. Setelah bertemu pak Gem, kami pun merapikan barang bawaan, lalu bersiap-siap untuk melakukan kegiatan kami berikutnya, sebelumnya kami bersama-sama sarapan nasi uduk di salah satu tempat makan di Sintang. Setelah sarapan, kami mengunjungi suatu tempat yang merupakan tempat peletakan batu pertama untuk pembangunan GSY Sintang yang baru. Kami happy karna dapat mendamping gembala senior kami tercinta yang sangat disegani di Kalimantan ini, karna memang beliau adalah Ketua Sinode GSY se-Indonesia. Hal yang kupelajari dari kegiatan ini tentu belajar memberi support kepada pemimpin kita. Sepulang dari acara tersebut, bersama dengan beberapa hamba dan pelayan Tuhan, kami makan siang di tempat makan bernama Global, makanannya sangat enak sekali. Setelah itu, kembali ke penginapan untuk istirahat sebentar, lalu siap-siap lagi untuk berangkat ke GSY Sintang pada pukul 16.30 WIB untuk latihan PW sebelum ibadah. Sesampainya di GSY Sintang kami bertemu kak Dori, kakak anak sekolah Teologi di GSY Jakarta, yang setelah lulus melayani di GSY Sintang dan bekerja menjadi guru TK di sini. Kami juga bertemu beberapa anak muda GSY Sintang. Ibadah ini merupakan ibadah ucapan syukur untuk memperingati Wedding Anniversary bapak dan ibu gembala GSY Sintang ke-20 tahun. Ibadah mulai pukul 18.30 WIB dengan pembawa khutbah oleh pak Gembala Andreas. Selesai ibadah kami pun fellowship bersama, makan dan foto bersama. Setelah itu, kami kembali ke penginapan.
• DAY VII (08/07/2018)
Pagi hari ini tepatnya pukul 06.00 WIB kami harus menuju Manggala, Melawi di Living Waters Village. Kenapa harus kembali ke sana? Karna Pdt. Andreas bersama tim HOPE kembali diberi kepercayaan untuk melayani diibadah minggu GSY Subgai Kehidupan. Tim HOPE bertugas melayani praise and worship, sedangkan pak Gembala membawakan khotbah. Perjalanan selama kurang lebih 2,5 jam kami tempuh, tiba disana ibadah pun segera dimulai. Ada perbedaan dalam suasana ibadah kali ini, dengan ibadah 2 hari yang lalu di sini. Jemaat berantusias, bersorak, bertepuk tangan, mengangkat tangan memuji menyembah Tuhan. Perbedaan ini tampak, oleh karna ketika hari pertama ke tempat ini, mereka masih malu-malu dalam berekspresi saat praise and worship, puji Tuhan, kami percaya Tuhan yang bekerja atas mereka melalui workshop yang dua hari lalu tim HOPE bawakan, kami hanya alat untuk pekerjaan Tuhan, perubahan dan pertumbuhan hanya berasal dari Allah saja. Sesi khotbah pun dimulai, Ps. Andreas membawakan khotbah Firman Tuhan bertema “MELEKAT”. Isi dari pada Firman Tuhan yang disampaikan pak Gem ini pernah dibagikan saat beribadah di GSY Rajawali, Pasar Baru, Jakarta. Ibadah pun selesai, kami berfoto bersama dengan anak-anak didik Living Waters Village, berbagi hadiah-hadiah kepada mereka. Setelah itu, kami dijamu di rumah om Roni dan keluarganya. Di sana kami, meminum kopi, mengobrol satu dengan yang lain, saling berkenalan, kami bertemu sicantik Marlies, salah satu missionaris muda dari Belanda yang menempuh pendidikan di Australia, dan memberi diri melayani di Living Waters Village ini untuk kemuliaan Tuhan. Marlies begitu rendah hati menyambut kami, dia seorang yang sangat cantik, murah senyum, dan cakap berbahasa Indonesia. Lalu, kami juga mengabadikan foto bersama sebagai kenang-kenangan. Begitu takjub dengan orang-orang di tempat ini, kehidupan dan kebesaran hati mereka sangat memberkati kami. Selesai sudah momen perpisahan ini, kami berpamit pulang dan kembali ke Sintang, kami diantar oleh bang Toher dan keluarga ke salah satu warung makan yang enak banget dan sebenernya kami sudah pernah diajak ke sana ketika hari pertama ke Living Waters Village ini. Setelah makan, kami pun berpisah satu sama lain. Kembali ke Sintang, menuju penginapan di Sintang, kami beres-beres dan siap-siap berangkat ke gereja pukul 16.30 WIB untuk workshop “Team Building” oleh bang Samuel. Saat workshop, anak-anak muda GSY Sintang semangat membahas tema ini, terlihat dari beberapa orang yang mengajukan pertanyaan setelah workshop. Lalu, pukul 18.30 WIB ibadah KKR pun dimulai, semua antusias mengikuti praise and worship. Khotbah bertemakan “Coming Back Home” dibawakan oleh ko Jeje. Setelah khotbah, diadakan artakol, sangat bersyukur dan memberkati, kami dapat melayani, berdoa untuk mereka yang menerima lawatan Tuhan. Selesai ibadah, ada penyerahan kenang-kenangan dari keluarga GSY Sintang kepada tim HOPE, berupa selempang/syal asli dari Kalimantan, kami juga diberikan oleh-oleh makanan dari salah satu jemaat GSY Sintang. Tak berhenti sampai disitu, kami tim HOPE juga menyerahkan kenang-kenangan pada gembala dan leaders di GSY Sintang. Setelah itu, kami dijamu makan di rumah bapak gembala GSY Sintang, pak Petrus. Makanannya sangat enak. YUMMY ;3
Selesai sudah, kami pulang dan kembali ke penginapan. Sampai di penginapan, kami bersih-bersih diri, ada pesan dari pak Gembala untuk mengumpul bersama di rooftop homestay, untuk melakukan evaluasi pelayanan selama di Kalimantan Barat, pesan dan kesan satu sama lain, dipimpin oleh Pak Gembala Andreas. Beberapa pesan yang kuingat dari pertemuan tersebut:
- Ketika kita pergi misi, kita memang pergi untuk memberkati banyak orang, tapi kalau ada hal-hal yang baik selama kepergian misi ini dari orang-orang tersebut, jadikan lah itu pelajaran untuk memperbaharui kita.
- Tim yang pergi misi ini, sudah saatnya mempersiapkan tim-tim lainnya untuk dibawa pergi misi juga.
- Pergi bermisi menjadikan kita sebagai pribadi yang belajar untuk selalu bersyukur dengan segala keadaan yang ada di GSY Pasar Baru
Dan pesan-pesan lainnya.
Hal menarik lainnya dari pertemuan ini, ada pesan dari kak Temi, supaya kita gak lagi memanggil bang Sam dengan panggilan bang “Cere”, karna namanya adalah Samuel, panggilah sesuai dengan nama yang benar, karna menggambarkan seorang bang Sam juga :-D jadi sekarang kami manggilnya “Sam” ihiyyy.
Selesai evaluasi, kami istirahat, tapi khusus ko Jeje, bang Sam, ko Yona dan kak Temi melanjutkan untuk melayani 2 pemuda leader youth GSY Sintang, mereka memiliki teachable spirit, mau belajar dan diajar. Pembinaan ini untuk pekerjaan Tuhan yang lebih besar lagi.
• DAY VIII (09/07/2018)
Menuju Pontianak
• DAY IX (10/07/2018)
Back to JEKARDAH🔥
Komentar
Posting Komentar